Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyebut siap membeli vaksin Corona untuk menanggulangi persebaran Covid-19 pada masyarakat di Gunungkidul.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Drajad Ruswandono menyebut rencananya pembelian ini akan menggunakan Dana belanja Tak Terduga (BTT) yang masih tersimpan sebesar Rp68,4 miliar.
Menunut Drajad, Pemkab Gunungkidul mengalokasikan anggaran sekitar Rp 139,8 miliar yang tersimpan dalam BTT. Anggaran ini salah satunya digunakan untuk penangan pandemi Covid-19.
Total hingga sekarang anggaran yang sudah dipakai sebesar Rp71,4 miliar untuk penanganan. “Masih ada Rp68,4 miliar yang tersimpan di BTT,” kata Drajad, Rabu (9/12).
Dia tidak menampik anggaran yang tersimpan di BTT akan berpengaruh terhadap penyerapan anggaran secara keseluruhan miliki Pemkab Gunungkidul. Meski demikian, ia optimistis penyerapan bisa dioptimalkan karena dana bisa digunakan membeli vaksin Covid-19 bagi masyarakat.
“Ya kalau ada perintah membeli, kami siap dan dana BTT bisa digunakan.
Menampik anggaran yang tersimpan di BTT akan berpengaruh terhadap penyerapan anggaran secara keseluruhan miliki Pemkab Gunungkidul.
Selama belum ada proses vaksinasi masyarakat Gunungkidul diminta untuk terus menaati protokol kesehatan.
Jadi tidak ada masalah karena kami siap,” katanva.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BRAD) Gunungkidul, Saptoyo mengatakan di awal munculnya wabah corona, pemkab diminta melakukan refocusing anggaran. Total anggaran yang berhasil dipindahkan mencapai Rp210 miliar dana dimasukan ke BTT.
Meski demikian, menurut dia, pada saat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020, ada pengurangan sekitar Rp71 miliar untuk program kegiatan pembangunan. “Jadi dana BIT yang tersedia hanya 139,8 miliar. Hingga saat ini sudah terpakai sekitar Rp71,4 miliar,” kata Saptoyo.
Menurut dia, dana BTT yang tersisa masih sebesar Rp68,4 miliar. Dana ini bisa digunakan untuk kegaiatan kedaruratan salah satunya pembelian vaksin Corona. “Bisa saja karena vaksin juga bagian dari penanganan kedaruratan,” kata Saptoyo.
Rapat Koordinasl
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan untuk program vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan rapat koordinasi. Hanya saja, untuk jatah di Gunungkidul belum ada kepastian karena Pemerintah Pusat masih dalam proses pengadaan. “Semua baru dipersiapkan oleh Pemerintah Pusat,” kata Dewi.
Menurut dia, pelaksanaan vaksin dilakukan secara bertahap dan diperkirakan membutuhkan waktu paling cepat selama satu tahun. “Jadi ditunggu saja. Yang jelas, kami juga siap melaksanakan proses vaksinasi,” katanya.
Selama belum ada proses vaksinasi, Dewi berharap kepada masyarakat Gunungkidul untuk tentu menaati protokol kesehatan percegahan persebaran Covid-19. Protokol ini meliputi 4M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Pasalnya, hingga sekarang proses penularan Covid-19 masih terjadi di lingkungan masyarakat. “Tetap jaga jarak, memakai masker, sering cuci tangan menggunakan masker. Disiplin menjalankan protokol kesehatan merupakan langkah efektif memutus mata rantai penyebaran virus,” katanya.