Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman menganggarkan talud pengaman irigasi di dua lokasi. Hal ini untuk mengurangi risiko longsor.
Perlu diketahui, erosi dan longsor di seputar saluran irigasi dapat menghambat laju air. Hal ini mengakibatkan saluran tersumbat sehingga fungsinya kurang optimal.
Karena itu, saluran irigasi di wilayah rawan longsor membutuhkan penguatan talud untuk menahan tanah maupun tekanan air di sekitarnya.
Kepala Bidang SDA, DPUPKP Sleman, Ari Triyono ST., M.Si., mengatakan, lokasi pembangunan talud, yang pertama berada di Daerah Irigasi Baki, Kalisat, Kalurahan Bokoharjo, Prambanan. Berikutnya di Napen, Kalurahan Margomulyo, Seyegan.
Pembangunan talud di dua lokasi tersebut berdasarkan usulan dari Pemerintah Kalurahan yang mengharapkan ada perbaikan talud. Fungsinya untuk pengaman saluran irigasi.
“Sekarang belum dilaksanakan. Tapi insyaAllah sampai akhir tahun nanti, akan kami realisasikan” kata Ari, Rabu (18/9).
Talud pengaman irigasi yang akan dibangun di dua lokasi tersebut, memiliki panjang keseluruhan 170 meter. Artinya masing-masing titik, dibangun talud dengan panjang 70 sampai 80 meter.
Pekerjaan pembangunan talud ini semula akan segera direalisasikan, namun berdasarkan arahan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pekerjaan tersebut diundur di anggaran APBD perubahan karena ada perubahan rekening.
“Jika anggaran sudah oke, akan kami kerjakan. Karena fungsi talud ini sangat penting, sebagai pengaman saluran irigasi untuk mengurangi risiko longsor dan sebagainya,” kata dia.
Ketua Tim Kerja Rehabilitasi dan Pengendalian Sumber Daya Air, DPUPKP Sleman, Arif Haryanto, mengatakan, pembangunan talud di dua lokasi tersebut dikerjakan mendekati akhir tahun karena menggunakan anggaran perubahan, bukan anggaran regular.
“Karena kemarin dari BPK, arahannya talud yang akan direhab ada perubahan rekening sehingga akan dikerjakan di APBD Perubahan,” ujar dia.
Selain membangun talud, Bidang Sumber Daya Air, DPUPKP Kabupaten Sleman juga terus mengupayakan peningkatan/rehab jaringan irigasi, embung, mata air hingga perbaikan pintu air untuk kelancaran distribusi air irigasi. Ketercapaian target rata-rata 1,2 liter per detik per hektar untuk kebutuhan pengairan lahan Pertanian terus dioptimalkan. Agar dapat menjaga ketahanan pangan di Bumi Sembada.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dalam beberapa kesempatan mengatakan, Kabupaten Sleman merupakan wilayah lumbung Pertanian dan menjadi salah satu penyangga pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebab itu, Pertanian menjadi sektor penting dalam Pembangunan. Rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi menjadi wujud komitmen pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. (rif/ord).
Selengkapnya: Tautan
144 total views, 4 views today