FORUM MANAJER DAN INPUTER IKU 2015

DSC_7833

BPK Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta dipercaya Direktorat PSMK untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Forum Manajer dan Inputer Indikator Kinerja Utama (IKU) BPK Semester I 2015. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari dan dimulai pada Rabu, 29 Juli 2015 ini bertempat di Auditorium Gedung R Soerasno. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Direktorat PSMK, Beni Ruslandi. Ia menyampaikan dalam sambutannya bahwa hasil penilaian IKU terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. “Kenaikan skor capaian IKU terus meningkat dari tahun ke tahun berkat sinergi bersama antara seluruh elemen di dalam Satuan Kerja, tak terkecuali para manajer dan inputer IKU”, demikian ungkapnya. Lebih jauh Beni Ruslandi berpesan bahwa masing-masing satuan kerja harus mempersiapkan diri, karena ke depan integrasi antara IKU Satuan Kerja dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) dan SKP merupakan keniscayaan. “Tahun depan, integrasi IKU Satuan Kerja dan MAKIN/SKP akan dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa pencapaian kinerja pegawai secara individu akan berpengaruh langsung terhadap capaian IKU Satuan Kerjanya”, demikian ia menegaskan.

DSC_7785

Sementara itu Kepala Perwakilan DIY,  dalam sambutannya menyoroti terkait besarnya kesadaran masyarakat akan tugas dan fungsi BPK.   “Saat ini awareness dan kecerdasan masyarakat akan tugas dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan semakin besar. Kesadaran dan kecerdasan tersebut merupakan sinergi yang positif untuk mendorong tercapainya pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Namun di sisi lain, kesadaran/kecerdasan masyarakat tersebut juga bisa jadi bumerang bagi BPK apabila kinerja kita tidak optimal dan tidak dapat memenuhi ekspektasi/harapan mereka”, demikian tegasnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa besarnya harapan dan beragamnya cara pandang masyarakat dalam menilai kinerja BPK mengharuskan lembaga ini untuk memberikan kerangka konseptual dan ukuran yang jelas dalam melihat capaian kinerja yang telah dilakukan. Selain untuk menghindari stigma negatif yang mungkin berkembang di masyarakat, adanya kerangka, metode, dan ukuran kinerja yang akurat, juga sangat diperlukan untuk melakukan monitoring pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya.(ng)